WCF Rumuskan Peran Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan
TEMPO.CO, Nusa Dua – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar World Culture Forum (WCF) II yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, pada 10-14 Oktober 2016.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan forum tersebut akan membahas peran budaya dalam pembangunan yang berkelanjutan.
“Pembangunan saat ini selalu fokus terhadap ekonomi, bagaimana ekonomi bisa tumbuh. Hal itu yang selama ini menjadi ukuran keberhasilan sebuah bangsa dalam pembangunan,” kata Hilmar, di Bali, Senin, 10 Oktober 2016.
Menurut Hilmar, yang sebelumnya adalah sejarawan dan aktivis, peran kebudayaan dalam pembangunan yang berkelanjutan sangat penting untuk memberikan ruang bagi masyarakat terlibat dalam proses pembangunan
Dalam forum tersebut, kata dia, para peserta akan merumuskan sebuah platform untuk rekomendasi cara baru menempatkan budaya sebagai bagian dari pembangunan.
Sebelumnya, dalam WCF pertama yang digelar di Bali pada 2013, forum budaya menghasilkan the Bali Promise (Janji Bali) yang dicantumkan dalam Resolusi Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa 68/233 tanggal 20 Desember 2013. Janji Bali tersebut menyoroti kekuatan budaya sebagai dimensi keempat dari pembangunan berkelanjutan.
Hilmar berharap dalam WCF kali ini, para peserta simposium sebanyak 900 orang dari 47 negara bisa saling berbagi pengalaman bagaimana menempatkan peran kebudayaan dalam pembangunan.
“Kami berharap forum bisa merumuskan langkah konkrit bagaimana menerapkan peran budaya dalam setiap sektor pembangunan,” ujar Hilmar yang disertasi doktornya di National University of Singapore (pada Mei 2014) berjudul Rewriting the Nation: Pramoedya and the Politics of Decolonization.