Pariwisata Jadi Andalan Penyumbang Devisa US$ 20 Miliar
Jakarta – Sektor pariwisata akan kembali diandalkan sebagai penopang perolehan devisa pada tahun ini. Sektor ini akan jadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia di 2018, yakni sebesar US$ 20 miliar atau naik sekitar 20% dari tahun 2017 yang sekitar US$ 16,8 miliar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, peningkatan devisa tersebut berasal dari target 17 juta wisatawan mancanegara yang tahun ini dipercaya bisa tumbuh 22% dari tahun lalu.
“Jadi pertumbuhan 22% itu adalah pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara yang ada di Indonesia karena QPI (quality performance index) tertinggi pariwisata itu adalah mendatangkan wisman atau menghasilkan devisa. Pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar,” katanya dalam rapat kerja Kemendag di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Adapun jumlah kunjungan wisata di Indonesia saat ini masih didominasi dari wisatawan domestik. Tahun ini ditargetkan sebanyak 270 juta.
Namun devisa hanya didapat dari wisatawan mancanegara. Sehingga perlu digenjot kemudahan untuk masuk ke Indonesia melalui visa, selain dengan menyiapkan destinasi-destinasi wisata baru di Indonesia.
“Filosofinya kalau di pariwisata, ease of entering Indonesia. Buat orang luar mudah memasuki Indonesia. Kalau untuk investasi, buat ease of doing business. Sebelumnya wisman sangat sulit masuk ke Indonesia. Yang free visa hanya 15 negara. Tapi sekarang sudah 169 negara,” tuturnya.
“Devisa itu linier dengan jumlah wisman. Caranya promosikan destinasi wisata yang sudah siap seperti bali, jakarta, kepri. Lalu bangun destinasi baru yang populer seperti Bali baru mulai dari Danau Toba sampai Morotai,” pungkasnya. (eds/hns)
Sumber:finance.detik.com