skip to Main Content
7126 Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba Danau Toba Dapat Menjadi Geopark Terkemuka Di Dunia

Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba : Danau Toba Dapat Menjadi Geopark Terkemuka di Dunia

Taput (Pelita Batak) : Ketua Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba (BP-GKT), Alimin Ginting MSc menyatakan, Danau Toba kini luar biasa, karena memiliki aset yang luar biasa dan akan menjadi Geopark terkemuka di dunia.

Pernyataan ini disampaikan pada Seminar Festival Danau Toba (FDT) 2016 dengan Tema “Peran Masyarakat Dalam Mendukung Pembangunan Pariwisata Danau Toba dari Aspek Kelembagaan” yang digelar di Aula Kampus Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli (UNITA) di Desa Silangit, Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sabtu, 10 September 2016.

Hadir para tokoh pada seminar di Kampus Unita itu sebagai keynote speaker, Ricardo Situmeang MA, dan para pejabat mewakili kabupaten di kawasan Tapanuli. Seminar dibuka Kadis Pariwisata Gibson Siregar

“Danau Toba luar biasa dan ini akan menjadi Geopark yang terkemuka di dunia asalkan dikelola dengan baik,” kata alumni Universitas Padjajaran Bandung itu.

“Permasalahannya sekarang, dimana kita belum mengelola Danau Toba secara optimal sebagai warisan dunia, jadi inilah pemahaman latar belakang kita tentang Geopark yang bersahabat,” ucapnya seraya menyebut, kalau Danau Toba tidak dikelola dengan optimal, maka Danau Toba dipastikan di ambang batas.

Dikatakan, kawasan Danau Toba secara umum telah ditetapkan sebagai Kawasan Geopark Nasional Indonesia oleh pemerintah pada 2012 lalu. Penetapan itu merupakan awal yang baik untuk meningkatkan status Geopark Kaldera Toba (GKT) agar masuk UNESCO Global Geopark. Sebagai geopark nasional, Danau Toba yang merupakan danau vulkanik terbesar di dunia sudah seharusnya dikelola secara optimal.

Alimin yang juga pembina pemuda Batak se-Jabotabek itu juga menjelaskan, konsep Geopark pada prinsipnya adalah pola pengembangan kawasan secara berkelanjutan yang memadukan tiga keragaman, yakni geologi, hayati, dan budaya dengan pengelolaannya untuk mengembangkan ekonomi masyarakat lokal berasaskan perlindungan atas ketiga keragaman tersebut.

Dalam hal ini, katanya, konsep taman bumi memadukan prinsip perlindungan, pendidikan, pertumbuhan ekonomi lokal berbasis geowisata. “Artinya kalau sudah ditetapkan kawasannya menjadi Geopark tentu tidak bisa menyimpang kehadiran wisata yang lain dan modern yang lain dan harus saling bersahabat,” ungkapnya

Oleh karenanya, lanjutnya lagi, kehadiran Otorita Danau Toba harus saling melengkapi, karena yang mengelola warisan alam yang berkaitan dengan alam yang indah tadi dipelihara keasliannya dan kelestariannya dan budayanya dan tanaman tumbuh yang unik yang melengkapi dengan infrastruktur yang dibuat manusia.

“Maka kalau saya kombinasikan Geopark dengan Otorita Danau Toba seharusnya sempurnalah, jangan istilah, “itu punyaku, punya mu mana” jadi dalam hal ini yang terpenting adalah kebersamaan, kita harus sepakat  mengembangkan Danau Toba untuk mendapatkan penghasilan terutama lokal dan nasional dan dikelola bersama,” tegasnya.

Sementara Toga Sehat Sihite SSi SE MM, Ketua Yayasan Percepatan Pembangunan Kawasan Danau Toba (YP2KDT) Siantar mengangkat topik bertajuk “Peran Masyarakat Dalam Mendukung Pembangunan Pariwisata dari Aspek Kelembagaan”.

Toga memaparkan, salah satu faktor penting dalam pengembangan sebuah daya tarik wisata adalah tersedianya aksesibilitas ke daerah tersebut. Misalnya, Jalan Raya Siborongborong menuju Medan dengan Muara.

Selain itu, menciptakan Desa Wisata juga sangat perlu karena semua desa wisata merupakan prakarsa masyarakat setempat yang oleh Dinas Pariwisata dikelompokkan ke dalam karakteristik tertentu yaitu desa wisata budaya, desa wisata pertanian, desa wisata pendidikan, desa wisata fauna dan desa wisata kerajinan.

Dengan demikian, lanjutnya, pariwisata juga akan maju apabila ada penyediaan fasilitas akomodasi berupa rumah-rumah penduduk (home stay), penyediaan kebutuhan konsumsi wisatawan, pemandu wisata harus ramah dan sopan, penyediaan transportasi lokal dan pertunjukan kesenian dan lainnya.

Sementara itu, Rektor UNITA Ir Adriani SA Siahaan MP yang juga peneliti seputar Danau Toba dan peneliti lomba sekitar Danau Toba, dalam topiknya bertajuk “Kesiapan Masyarakat dan Lingkungan Danau Toba Mendukung Pariwisata,” memaparkan, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan strategi memasarkan kekayaan alam, menjual keunikan alam dan lingkungan Danau Toba melalui atraksi kultural yang dapat memperkenalkan kehidupan tradisional, adat istiadat, kehidupan religi seperti Wisata Siallagan, Patung Menari Sigale-gale, tot-tor dan gondang. (R4/hariansib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top